Sunday, December 1, 2019

Persiapan Traveling ke Eropa versi Low Budget


Assalamualaikum readers,
Sebagai insan(e) yang suka banget jalan-jalan, dari jaman SMP aku selalu membiasakan untuk punya pos sendiri untuk jalan-jalan. Keluargaku bukan tipe yang suka mengagendakan jalan-jalan keluarga, jadi kalau mau jalan-jalan harus usaha sendiri haha.

Awal tahun 2019 aku lagi sering-seringnya buka webnya indo backpacker untuk nyari temen jalan ke Sumba/Jepang/Turki. Karna dari tahun 2018 sudah puasa jalan-jalan selama setahun (duh berat banget euy rasanya), ku pikir “‘oke, ini waktunya kasih reward ke diri sendiri karna berhasil ‘survive’ dari badai ditahun 2018”. Semakin aku cari, semakin gak ketemu yang pas (itinerary & budgetnya of course haha).  Dilanjutkan keisengan baca-baca blog traveler, sampailah aku ke web https://travelmore.co.id/.

Travelmore ini sangat detail menginfokan tips & trick untuk para pejalan.  Hingga diakhir kontennya, ada info untuk join grup whatsappnya. Awalnya aku pikir grup ini akan sebelas dua belas dengan Blog Indo Backpacker yang isinya ajakan jalan bareng atau open trip. Okee, join aja siapa tau ada yang cocok, toh kalau grupnya gak sesuai ekspektasi bisa left. Setelah join di grup WA itu, WOW. Isinya ternyata bukan ajakan jalan-jalan, tapi info-info update promo. Sebagai Promo Hunter, Aku bagaikan menemukan sahara ditengah gurun pasir. Sering banget ada info tiket pesawat yang murahnya gak ketulungan.

Muncullah promo yang ditunggu-tunggu dari Tiket.com (tau info updatenya dari grup WA Travelmore). Waktu itu promo paling merakjat yang ditawarkan adalah tiket ke Jakarta – Jepang PP kurang dari 3 jt-an  dan Jakarta – Amsterdam PP (full service Emirates & Etihad) harganya 5 Juta. Langsung gercep ajakin temen sana-sini, yang ternyata susah susah gampang.  Dan e do do e…..kucari jauh-jauh, ternyata temen kantor yang duduknya sebelahku pas random diajak ‘Mbak, tiket ke Amsterdam promo jadi 5 an nih, mau gak?’. Aku udah mempersiapkan diri dengan jawaban template ‘mmm gue kabarin ya ntar' atau 'mm liat ntar ya..’, Eh ternyata si mbak jawab dengan santainya ‘Yuk’.
Hah, udah nih, gitu doang? Ga perlu kasih penjelasan mau kemana, nginep dimana, visa gimana dan penjelasan lainnya? langsung Yuk aja nih?

MANTAPP!

Langsung cari tanggal bagus (a.k.a udah gajian), akhirnya memberanikan diri beli aja dulu tiketnya.

P.S : Pas beli tiket belum izin mau cuti, belum tau mau kemana aja, belum tau apa aja yang mesti diurus. Sing penting dapet dulu tiketnya pikir kami. Tiket udah kebeli, next stepnya adalah menentukan :

Mau kemana kita?
Karna kami berdua belum pernah ke Yurop, jadi kemana aja okelah. Partner jalanku ini tipe yang suka kota, aku tipe yang suka alam. Jadi kami masukkan unsur keduanya dalam trip ini. Setelah berulang kali corat coret peta Eropa yang kami print, akhirnya kami menentukan tujuan Fix, yaitu  :
Amsterdam – Praha  – Austria – Italia – Paris – Amsterdam.
Tadinya sempet gonjang ganjing mau masukin swiss ke dalam daftar, tapi karna waktunya yang sebentar (dan budget tentunya), swiss terpaksa dicoret dari list L.
Masih jadi wishlist semoga ada waktu, rejeki, dan partner buat kesini. Aamiin J

Sip tujuan sudah ditentukan, selanjutnya adalah cari akomodasi dan local transport.
Untuk Negara-negara yang jarak tempuhnya masih 5-7 jam, kami memutuskan pakai kereta/bus malam (mana yang lebih affordable aja). Sementara untuk pindah ke Negara yang jarak tempuhnya sampai belasan jam, kami memutuskan pakai pesawat untuk mempersingkat waktu.
Pesawat di Eropa banyak kali yang murah, kalau…….kamu hanya bawa barang yang bisa dimasukkan ke dalam bagasi. Ryan Air, Easyjet itu teman setia traveler low budget haha. Sempe nemu flight Venice - Paris cuma 300rb an pakai Ryan air (tepat 2 hari setelah beli tiket yang gak promo) T_T

Okesip cekidot budget basic yang dikeluarin untuk trip ini

Flight CKG-AMS-CGK(Disc 50%)
5,023,800
Flight Amsterdam - Prague (+bagasi 23kg)
902,438
Travel Insurance ACA
393,312
Visa Schengen + fee
1,170,000
Hotel AMS (2 malam)
1,013,333
Hostel Prague (2 malam)
227,483
Train Prague – Vienna
222,702
Hotel Vienna (1 malam)
414,600
Train Vienna - Salzburg
301250
Hotel Salzburg (YOHO) (3 malam)
1,361,333
Train Salzburg - Venice
681,510
Hotel Venice (3 malam)
947000
Flight Venice – Paris (Air France)
1,594,500
Hotel Paris (Malakoff) (2 malam)
765,705
Flixbus Paris - Amsterdam
542,100
Simcard 12GB (15 hari)- beli di Tokped
400,000
Tiket Disneyland Paris (Disc 40%) - beli di Traveloka
420,000
Total
16,003,066

Untuk transport dan hotel selama 15 hari habis sekitar 16jtan. Budget segini bisa dibilang low budget, walaupun sebenarnya untuk beberapa penginapan aku termasuk dapat yang lumayan karna gak mau sharing sama traveler lain di hostel J . Budget ini bisa lebih ditekan kalau staynya di hostel (bunk bed) atau coachsurfing yang gretongan. 
P. S : Angka  ini belum termasuk lokal transport & biaya tiket museum. Kalau mau irit sih foto-foto aja di depan museumnya, jadi gak perlu masuk ke semua museumnya.

Detail  kunjungan di setiap negaranya, InsyaAllah next akan ditulis yaa. 
See YouJ

Friday, October 11, 2019

Anti Pusing Membuat Visa Schengen

Hi readers, udah sering denger dong tentang visa Schengen? Visa ‘sakti’ ini mengcover 26 negara di Eropa. Jadi, kalian cukup 1 visa aja untuk mengunjungi banyak negara di Eropa. Banyak tulisan lain yang sudah membahas bagaimana sih cara membuat visa. Banyak juga travel agent yang menyediakan jasa pengurusan visa (ada biaya tambahan pastinya).Kalau aku pribadi, lebih suka mengurus keperluan traveling secara mandiri, karna persiapan itu bagian dari pengalaman traveling juga.  Hmm bisa dibilang tujuan jalan-jalan itu bukan sekadar ngedatengin tempat ini itu dan foto lalu sudahlah, tapi lebih ke pematangan diri, ketemu hal baru dengan orang.
Ok lets go kita bahas ya.

Tipe Visa Schengen
Single Entry : Hanya berlaku untuk 1 kali masuk ke negara Schengen. Misal kamu dari Indonesia – belanda – jerman – prague – swiss – belanda – Indonesia. Ini cukup visa single entry. Karna selama perjalanan, kamu tidak keluar dari Schengen area.
Double Entry : Berlaku untuk 2X masuk ke negara Schengen. Misalnya kamu ke Inggris (non Schengen), lanjut belanda (Schengen), lanjut lagi ke skotlandia (non Schengen), kemudian ke jerman (Schengen),
Multi Entry : Berlaku untuk masuk ke Schengen berkali-kali. Misalnya kamu ke Inggris (non Schengen), lanjut belanda (Schengen), lanjut lagi ke skotlandia (non Schengen), kemudian ke jerman (Schengen), kemudian ke jepang (non schngen), dan ke swiss (Schengen). Kamu bisa mengajukan multiple entry (siapa tau ada kesempatan lagi ke eropa, biar ga ribet lagi urus visa), tapi kalau dari itinerary kamu sebetulnya kamu cukup pakai single entry, itu wewenang kedutaan apakah akan ngasih single atau multiple entry.

Dimana Mengurus Visa?
Mengurus visa Schengen saat ini tidak lagi dilakukan ke kedutaan, melainkan melalui VFS (kuningan city). Aplikasi visa kalian ditujukan ke negara yang paling lama durasikunjungannya. Hal ini dibuktikan dengan bookingan hotel (dihitung malamnya ya, bukan harinya). Jadi kalau kalian kalian stay di Austria tanggal 4 malam dan di Belanda 3 malam, kalian HARUS apply ke Austria, walaupun tiket kalian Belanda – indo – Belanda. Negara mana yang paling mudah meloloskan aplikasi kita? Jawabannya, tidak ada yang tahu! Hahaha. Tapi yang jelas, hanya belanda yang menyebutkan nominal biaya hidup perhari minimal (32 Euro), sementara negara lain tidak menyediakan informasi tersebut. Jadi kalau kamu menghabiskan 10 hari, minimal tabungan mu 320 Euro. Tapi amannya kalau aku dikalikan 2-3. Gak mungkin kan bawa uang ngepas untuk jalan-jalan. Gak mungkin juga abis jalan-jalan, tabungan kita saldonya 0.

Kelengkapan Dokumen
Form Aplikasi Visa yang sudah diisi& kamu tandatangani
1. FC KTP(tidak perlu dipotong - ukuran A4) (1 rangkap)
2. KTP dalam bahas inggris (Translate KTP ke dalam Bahasa inggris bisa dilakukan sendiri, templatenya sudah banyak bertebaran di gugel)
3. FC paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan kedepan. Halaman muka, halaman 4&5, serta halaman terakhir yang sudah kamu tanda tangani (masing-masing 2 rangkap)
4. FC paspor sebelumnya (jika ada) serta halaman yang ada cap/visa dari negara-negara yang pernah kamu kunjungi (1 rangkap)
5. Fotokopi Tiket Pesawat PP (Indo – Eropa – Indo). Kamu ga perlu beli langsung, bisa pakai dummie tiketnya saja. Kalau aku memang pakai tiket yang sudah issued, karna dapat tiket promo.
5. Bukti bookingan akomodasi (cukup booking di agoda atau booking.com yang free cancellation)
6. Itinerary lengkap kamu selama di Eropa (gak perlu yang fix, yang penting jelas tiap harinya kamu mau kemana)
7.FC Polis Travel Insurance
8. Rekening koran 3 bulan terakhir dari bank
9. Surat keterangan dari kantor bahwa kamu memang pegawai disana & kamu akan kembali lagi ke Indonesia setelah trip selesai
10. 1 lembar pas foto ukuran 3,5 x 4,5 (standar Schengen)
11. Paspor Asli Total biaya : Visa 60 euro (biaya visa) + 25 euro (biaya jasa VFS).

Waktu itu yang aku keluarkan sebesar Rp 1.170.000 (Visa) & Rp 396.000 (Insurance ACA) yang dibeli melalui Futuready. Biasanya Futuready suka ngasih voucher diskon, silahkan browsing-browing dulu :-) .
Pas Foto Rp 35.000 (aku foto di studio matahari Mayestik) Waktu proses aplikasi 15 hari, tapi 3 hari setelah pengajuan aplikasi dikabari by email bahwa proses pengajuan sudah selesai dan paspor bisa diambil.



Pengambilan Paspor
Bisa dilakukan jam 2-4 sore pada hari kerja. Sebenarnya ada juga opsi dikirimkan lewat pos, tapi waktu pengajuan, aku memilih untuk mengambil sendiri ketika proses sudah selesai. Tenang aja, kalau proses sudah selesai, pihak VFS akan menginfokan via email kok












 Tips :
- Pastikan rekening tabungan 3 bulan terakhir stabil. Tidak ada pemasukan yang tiba-tiba membuat nominal melonjak drastis
- Jangan memanipulasi data kamu.
- Ketika datang ke VFS, pastikan kamu membawa uang cash. Waktu aku datang ke VFS, mereka hanya menerima pembayaran cash (September 2019).
- Untuk travel insurance, saran ku gunakan yang sudah familiar digunakan untuk aplikasi visa, seperti ACA, AXA, Zurich. Untuk 15 hari perjalanan, ACA mencharge sekitar 400rb-an. Sementara AXA punya penawaran basic Schengen yang hanya mencharge tidak sampai 200rb (hanya mencover kecelakaan, bukan keterlambatan flight – tapi, jika tujuanmu hanya untuk sekedar melengkapi persyaratan visa, AXA ini sudah cukup). Kerennya lagi, AXA punya paket untuk group traveller, jadi kalau kamu pergi dengan teman atau keluarga (yang jadwalnya sama), kamu bisa pakai paket dari AXA ini, harganya sangat merakyat.
Kalau aku memilih ACA karna mengcover keterlambatan serta kehilangan bagasi & dokumen berharga. Karna dulu pernah ada drama pengalaman teman kehilangan koper di Malaysia, padahal kami harus stay 1 bulan di KL, jadi aku lumayan worry sama koper. Pilhannya dikembalikan ke preferensi masing-masing.


 Selamat jalan-jalan 😊